Masih teringat selalu
Masih terbayang di otakku
Sangat jelas
Terlihat di ruang gelap itu
Jelas nampak kecemasan
Di raut wajahnya
Ia datang dengan harapan
Yang diberi oleh seseorang
“Kamu bisa!”
“Aku akan mendukungmu!”
Itu yang ia katakan padanya
Ia nampak begitu takut
Melawan ketakutannya
Namun ia terlanjur yakin
Harapan yang ia bawa
Dari orang itu
Kelak kan membawanya menuju
Kehidupan baru yang lebih baik
Ia percaya keajaiban
Akan datang padanya
Dan ia tak lagi menjadi
Anak pendiam yang terbuang
Tak lagi menyendiri di sudut ruang
Tak lagi berkunci mulut
Tak lagi menjalani hari yang maya
Kecemasan dan ketakutan
Terselimut rasa bahagia
Ia begitu menyayangi orang itu
Mungkin nanti ia kan berterima kasih
Kepada orang itu
Karena telah memberinya harapan
Detik berganti menit
Menit berganti jam
Jam berganti hari
Ia berjuang keras demi orang itu
Terus berjuang dan berusaha
Ia juga ingin memperjuangkan
Impiannya walau itu mustahil
Harapan yang diberikan olehnya
Telah melekat kuat di hati
Saat pembuktian pun tiba
Aku berdiri di kejauhan
Ku lihat dirinya begitu gugup
Hanya demi sebuah harapan
Menghadapi ratusan pasang mata
Yang mungkin akan memujinya
Menyemangatinya
Meneriakinya
Atau bahkan menghinanya
Aku tersenyum memandanginya
Begitu besar ia menaruh harapan
Ia seperti tak peduli dengan
Ratusan mata yang memandang
Yang ia cari hanya satu mata
Mata orang itu
Pemberi harapan
Yang berjanji kan menyokongnya
Mendukungnya
Ia melihat sekeliling
Orang yang ia cari
Ia nantikan
Ternyata ia tak datang
Di saat ia membutuhkannya
Untuk mendukungnya
Seperti janjinya hari lalu
Aku mulai cemas padanya
Apa yang akan terjadi padanya
Aku tahu
Orang itu tak datang
Karena ia memang hanya seorang
Pemberi harapan
Bukan pewujud harapan
Ia juga lebih memilih
Mengurus urusannya sendiri
Ketimbang melihatnya
Melihat anak pendiam yang polos
Yang pertunjukannya hancur
Yang terlalu tinggi menaruh harapan
Terlalu percaya diri
Terlalu berambisi
Selesai menunjukkan semuanya
Ia terduduk lemas di sudut ruang
Ia terlihat buruk sekali
Ia selalu menatap ke bawah
Tak peduli orang bertanya
Apa yang terjadi dengannya
Aku duduk di sampingnya
Ku lihat ia masih terduduk
Kesedihan terpancar di wajahnya
Ia memegangi kepalanya
Ia ingin menangis tapi tak bisa
Ia tak peduli dengan apapun lagi
Ia pun pergi dengan putus asa
Ia mengurung dirinya
Berhari-hari ia teteskan air mata
Ia merasa harapannya telah musnah
Tak ada gunanya
Mengharap apapun lagi
Ia membenci dirinya sendiri
Karena ia tak bisa
Membenci orang itu
Si pemberi harapan yang juga
Memusnahkan harapannya
Ia berusaha memaafkannya
Meski ia selalu terluka karenanya
Karena ia menyanyanginya
Hati kecilnya yang tulus itu
Rupanya mengerti akan hadirnya cinta
Kasih sayangnya telah membutakannya
Ingin aku membantunya
Tapi tak ada yang bisa kulakukan
Semua itu hanya sia-sia
Takkan merubah keadaan
Aku hanya bisa
Memandangi kesedihannya
Di sampingnya
Dan bersedih bersamanya